6 Jenis Terapi Yang Dapat Membantu Perkembangan Anak Autisme
Beberapa jenis terapi dapat membantu anak dengan autisme untuk mengembangkan kemampuan mereka, serta mengurangi gejalanya. Tidak pernah ada kata terlambat untuk melakukan terapi untuk anak autisme. Baik itu mulai dari dari sebelum usia sekolah atau ketika sudah sekolah.
Disarankan lebih awal lebih baik jika kita sudah memiliki dugaan jika anak kita memiliki autisme. Tidak perlu membutuhkan diagnosis formal terlebih dahulu. Kita sebagai orang tua dapat melaksanan aktivitas terapi yang bisa dilakukan sendiri dan dimulai dari hal-hal kecil.
Namun nantinya akan selalu dibutuhkan tidak lanjut dari spesialis seperti tes dan diagnosis agar terapi yang dilakukan lebih spesifik dan lebih efektif sesuai kebutuhan anak kita. Karena penanganan autisme tidak dapat disamaratakan. Setiap anak memiliki kebutuhan berbeda dan unik.
Pasti setiap orang tua pernah bertanya kepada diri mereka sendiri. “Apakah yang saya lakukan untuk anak sudah cukup?” Orang tua akan selalu aktif bertanya ke dokter, spesialis, atau orang tua lainnya – apakah langkah yang ditempuh sudah benar.
Dari beberapa sumber, berikut beberapa terapi yang dianggap cukup baik membantuk anak autisme mengembangkan kemampuan dirinya. Perlu dicatat, tidak semua terapi ini perlu dilakukan. Lakukan seuai prioritas kebutuhan anak anda.
1. Terapi Okupasi
Terapi jenis ini membantu anak autisme menjadi lebih baik dalam melakukan aktivitas kesehariannya. Contohnya seperti mengenakan kemeja atau memegang sendok. Terapi okupasi juga dapat membantu anak dengan aktivitas di sekolah maupun di tempat bermain. Fokus aktivitas terapi yang dilakukan kembali pada kebutuhan sang anak.
2. Terapi Wicara
Terapi ini membantu anak pada kemampuan berbicaranya, dalam komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Terapi wicara dapat melingkupi kemampuan non-verbal seperti tatapan mata dengan lawan bicara, menunggu giliran bicara, atau bahasa tubuh ketika berbicara.
Agar lebih efisien, terapis perlu bekerja samat dengan orang tua atau guru di sekolah agar dapat melatih apa saja yang perlu dilakukan setiap hari.
3. Analisis Perilaku Terapan / Applied Behavior Analysis (ABA)
Terapi ini menggunakan imbalan untuk memperkuat perilaku positif dan mengajarkan kemampuan baru. Terapis atau orang tua dilatih untuk memberi respon kepada anak autis momen demi momen.
Terapi dilaksanakan berdasarkan tujuan setiap individu. Aktivitasnya dapat melingkupi komunikasi, kemampuan bersosialisasi, perawatan pribadi, atau pekerjaan sekolah. Jika analisis perilaku terapan dilakukan sejak dini, efek positifnya dapat berjalan jangka panjang.
4. Kelas Bersosialisasi
Tujuannya adalah mengembangkan kemampuan anak bersosialisasi dan membentuk ikatan dengan orang lain. Biasanya aktivitas sosialisasi dilakukan pada waktu bermain.
Aktivitas ini dapat dilakukan secara individual atau berkelompok; di rumah, di sekolah atau bentuk komunitas. Jika dilaksanakan di kelas maka dipimpin oleh terapis. Jika di luar kelas, maka orang tua atau pengasuh setidaknya mendapat latihan atau instruksi terlebih dahulu dari terapis.
5. Hipoterapi / Berkuda
Terapi ini merupakan aktivitas menunggang kuda. Tentunya dengan arahan dari terapis. Menunggang kuda termasuk dalam kategori fisioterapi karena penunggang harus bereaksi dan menyesuaikan posisi tubuh dari gerakan kuda.
Beberapa penelitian mengklaim terapi berkuda atau hipoterapi dapat membantu anak berusia 5 tahun hingga 16 tahun mengembangkan kemampuan sosial dan komunikasi. Berkuda juga dapat membantu anak mengurangi tendensi mudah marah dan hiperaktif.
6. Sistem Komunikasi Tukar Gambar
Dikenal juga sebagai Picture Exchange Communication System (PECS), aktivitas ini membantu mendidik anak dengan menggunakan gambar sebagai alat komunikasi. Sistem ini dirancang untuk anak yang kesulitan bicara, sulit memahami atau dipahami.
PECS bisa saja kurang efektif bagi anak yang memang tidak tertarik untuk berkomunikasi atau tidak tertarik dengan bahan obrolan tertentu. Pertukaran gambar diklaim dapat mengembangkan komunikasi namun tidak dengan kemampuan berbicara. Untuk kemampuan wicara lebih tepat dengan terapi wicara.
Aktivitas Lain Yang Dapat Membantu Anak Autisme
Mungkin anda sudah mendengar jenis terapi atau aktivitas lain yang dianggap cukup membantu anak yang memiliki ASD, di antaranya yaitu:
- Terapi bahasa
- Terapi musik (baca juga: Manfaat Terapi Musik Pada Anak Autisme)
- Terapi pijat
- Akupuntur
- Terapi neurofeedback
- Konsumsi vitamin dan suplemen
Kita belum benar-benar tahu seberapa efektif aktivitas/terapi di atas dapat membantu anak autis. Maka dari itu penting bagi orang tua tetap berkomunikasi dengan dokter, tenaga medis profesional, keluarga dan bahkan orang lain yang memiliki pengalaman yang sama, sehingga kita dapat menentukan sendiri apakah akan mencobanya atau tidak.
Meskipun kadang hasil terapi tidak seperti yang kita harapkan, bukan berarti terapi tersebut benar-benar tidak membantu anak. Mungkin saja kita yang belum memahami dan menemukan aktivitas yang tepat untuk anak kita.
Autisme Itu Spektrum
Istilah resmi autisme adalah Autism Spectrum Disorder (ASD). Disebut sebagai “spektrum” karena gejala yang dialami setiap anak berbeda. Tidak ada yang sama persis. Ada yang ringan, ada pula yang berat. Bahkan gejalanya dapat berubah seiring bertambahnya usia sang anak.
Karenanya, memahami anak dengan autisme memang tidak mudah. Menemukan terapi yang efektif dan tepat untuk anak cukup memakan waktu dan energi.